Pengertian dan Penyebab DBD yang Perlu Kamu Tahu

Di musim penghujan atau cuaca ekstrim saat ini, selain batuk dan diare, kamu juga perlu waspada terhadap penyakit demam berdarah (DBD). Apa ya kira-kira penyebab DBD ini?

Apakah hanya nyamuk saja atau ada yang lainnya? Yuk baca artikel kali ini sampai selesai. Karena saya akan membahas seputar pengertian DBD dan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terkena demam berdarah.

Apa Itu Demam Berdarah?

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Penyakit DBD juga dikenal dengan sebutan dengue hemorrhagic fever (DHF). Bentuk yang lebih parah dari penyakit dengue.

Beberapa gejala umum yang tampak dari penyakit ini meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan ruam atau bintik kemerahan pada kulit.

Dalam kasus yang parah, demam berdarah juga bisa menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa lho teman-teman.

Demam berdarah adalah salah satu jenis penyakit yang seringkali menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, terutama daerah tropis dan subtropis, seperti Indonesia.

Meskipun tergolong penyakit umum, DBD tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara yang tingkat sanitasi dan pengendalian vektor yang rendah.

Penyakit ini mempengaruhi jutaan orang setiap tahunnya di seluruh dunia. Bahkan menyebabkan tingkat kematian yang signifikan jika tidak segera diobati secara efektif.

dbd adalah

Apa Saja Faktor Penyebab DBD?

Apakah demam berdarah hanya disebabkan oleh faktor gigitan nyamuk saja? Adakah faktor lain yang mempengaruhinya? Nah, di bawah ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya demam berdarah:

1. Virus Dengue

Penyebab utama demam berdarah adalah infeksi virus dengue yang penularannya oleh nyamuk Aedes. Virus ini terdiri dari empat jenis serotipe atau virus: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Jika seseorang terinfeksi dengan salah satu jenis virus ini, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidup terhadap serotipe yang sama. Namun menjadi lebih rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh 3 jenis serotipe lainnya.

Selain itu, seseorang juga berisiko mengalami penyakit DBD yang lebih parah kalau terkena demam berdarah untuk kedua, ketiga, dan kesekian kalinya.

Apakah ini fakta?

Menurut saya ini fakta. Sedikit cerita, di tahun 2011 lalu, almarhumah mama dan saya mengalami demam berdarah. Bedanya selang semingguan, Mama saya duluan yang terkena DBD.

Karena baru pertama kali, gejalanya masih ringan dan dokter juga mengizinkan untuk dirawat di rumah dengan mengonsumsi obat DBD. Kemudian menyarankan untuk mengonsumsi cairan penambah trombosit darah, seperti jus jambu merah.

Nah, di tahun 2017 … mama saya kembali mengalami penyakit demam berdarah. Kali ini gejalanya lebih parah dan dokter klinik merujuk mama untuk rawat inap di rumah sakit setelah hasil cek darah keluar.

Kala itu Mama sempat ngeyel mau dirawat di rumah, untunglah dokter bilang, kalau mau di rumah, harus sanggup minum 5 air putih sehari. Ya mana mampu coba, segelas aja Mama susah banget minumnya.

Jadilah pengalaman terkena DBD kedua kalinya itu berakhir rawat inap selama 3 hari.

Baca juga: Waspada Batuk Berdahak di Musim Hujan

nyamuk dbd adalah nyamuk aidesagyepti

2. Vektor Penyakit

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus bertindak sebagai vektor utama penyakit DBD. Kedua jenis nyamuk tersebut menginfeksi manusia dengan cara menggigit dan menyebarkan virus dengue melalui air liur mereka.

Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menjadi penyebar demam berdarah di berbagai wilayah. Berikut beberapa ciri nyamuk DBD:

  • Ukuran tubuhnya cenderung kecil (penjang sekitar 4-7 mm). Berwarna hitam atau gelap dengan garis-garis putih (terlihat belang) pada tubuh dan kaki.
  • Aktif mengigit di pagi dan sore hari, walau bisa saja mengigit pada malam hari.
  • Aktif bertelur pada tempat-tempat yang ada genangan airnya.
  • Bersembunyi di balik tirai, pintu, bawah meja, kolong tempat tidur, dan tempat tersembunyi lainnya.

Baca juga: Apa Itu Diare?

3. Lingkungan dan Iklim

Faktor lingkungan, seperti curah hujan, suhu udara, dan kelembapan, memengaruhi populasi nyamuk Aedes dan aktivitas perkembangbiakannya.

Daerah dengan musim hujan yang panjang atau tergenang air merupakan lingkungan yang sangat cocok bagi nyamuk untuk berkembang biak, meningkatkan risiko penyebaran demam berdarah.

Baca juga: Tanda Kamu Terkena Diare

4. Kurangnya Pengendalian Vektor

Kurangnya upaya dalam mengendalikan populasi nyamuk vektor dan memerangi habitat mereka dapat menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah.

Pengendalian vektor yang efektif melalui penggunaan insektisida, pemberantasan sarang nyamuk, dan promosi praktik sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit.

Baca juga: Makanan Ini Bisa Sebabkan Diare

5. Faktor Genetik dan Imunologi

Beberapa faktor genetik dan imunologi pada individu juga dapat mempengaruhi keparahan infeksi virus dengue.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah atau reaksi imun yang berlebihan terhadap infeksi virus dapat meningkatkan risiko terjadinya demam berdarah.

Baca juga: Pilihan Obat Diare Alami

Kesimpulan

Demam berdarah adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Faktor-faktor seperti keberadaan vektor penyakit, lingkungan, dan kondisi genetik individu berperan dalam penyebaran dan keparahan penyakit ini.

Baca juga: Obat Diare yang Ampuh

Upaya pencegahan yang holistik, termasuk pengendalian vektor, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengembangan vaksin yang efektif, diperlukan untuk mengatasi ancaman demam berdarah secara global.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi demam berdarah, diharapkan dapat dilakukan langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengurangi beban penyakit ini bagi masyarakat.

Tinggalkan komentar