PCOS adalah Gangguan Menstruasi yang Perlu Diwaspadai

Setiap perempuan tentunya memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda dan itu merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, adakalanya beberapa perempuan mengalami gangguan menstruasi atau datang bulan. Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan haid tidak lancar. Salah satunya PCOS.

Apa Itu PCOS?

PCOS adalah singkatan dari Polycystic Ovary Syndrome atau dalam bahasa Indonesianya sindrom polistik ovarium. PCOS merupakan gangguan hormon pada wanita dalam usia subur. Salah satu tanda PCOS, yaitu gangguan menstruasi, yang mana selain menyebabkan periode menstruasi tidak teratur, bisa terjadi pembentukan kista multipel pada ovarium.

Tak hanya itu, PCOS juga dapat mengakibatkan kadar hormon androgen yang berlebihan. Hormon androgen yang berlebihan pada penderita PCOS bisa membuat ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong berisi cairan. Akibatnya bisa menyebabkan sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan teratur. Kondisi ini bisa menyebabkan wanita sulit untuk hamil.

Penyebab PCOS

Sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebab PCOS itu apa? Hanya saja untuk beberapa faktor yang mendorongnya ada faktor genetik, resistensi insulin, obesitas, dan peradangan. 70 persen penderita PCOS mengalami resistensi insulin, artinya tubuh memproduksi lebih banyak insulin. Akibatnya ovarium memproduksi hormon laki-laki lebih banyak. Begitu juga dengan peradangan.

Gejala Sindrom Polistik

  • Siklus menstruasi tidak teratur. Misalnya dalam setahun hanya mengalami menstruasi kurang dari 8 kali, atau siklus datang bulan setiap 21 hari atau lebih sering. Dalam beberapa kasus, penderita PCOS bahkan bisa tidak menstruasi.
  • Mengalami hirsutisme atau pertumbuhan rambut berlebih. Baik pada wajah, dagu, bawah hidung atau kumis.
  • Timbulnya jerawat pada area wajah, dada, dan punggung bagian atas.
  • Mengalami kenaikan berat badan atau sebaliknya, kesulitan dalam menurunkan berat badan.
  • Terjadi penipisan rambut atau mengalami kebotakan yang polanya sama dengan kebotakan laki-laki
  • Kulit berubah menjadi gelap. Apalagi pada daerah lipatan leher, selangkangan, dan lipatan payudara.
  • Muncul tonjolan daging bersifat jinak yang disebut skin tag, umumnya muncul di sekitar ketiak atau leher.

Diagnosis Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Apabila mengalami haid yang tidak teratur, maka cobalah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kamu mengalami PCOS atau bukan. Sebab jika polycystic ovarian syndrome tidak segera ditangani, maka bisa menyebabkan penderitanya sulit hamil. Bahkan mungkin saja mengalami gangguan sindrom metabolik lainnya.

Tak hanya itu, bagi penderita PCOS yang sedang hamil, kamu memiliki risiko melahirkan bayi secara prematur, keguguran, tekanan darah tinggi, bahkan diabetes gestasional. Jadi, sebaiknya lakukan check up rutin ke dokter kandungan selama masa kehamilan supaya kondisi kesehatan ibu dan janin lebih terpantau dan terjaga.

Ketika kamu mengunjungi dokter, maka dokter akan terlebih dulu menanyakan gejala yang dialami. Kemudian berlanjut pada pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda PCOS. Misalnya pertumbuhan rambut yang berlebihan atau jerawat yang tak terkendali. Selain itu, dokter juga akan memeriksa bagian organ reproduksi wanita. Setelah selesai dengan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan, berupa:

  • Tes darah, gunanya untuk memeriksa kadar hormon androgen. Kemudian tes toleransi terhadap gula darah, dan kadar kolestrol.
  • USG panggul berguna dalam memeriksa ketebalan lapisan rahim melalui bantuan gelombang suara.
    Jika sudah dipastikan menderita PCOS, dokter akan melakukan rangkaian tes lainnya untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin dialami akibat PCOS.

Nah itulah pengertian PCOS, penyebab, gejala, dan diagnosisnya. PCOS tentunya bisa disembuhkan melalui pengobatan, perubahan gaya hidup, dan lainnya. Untuk mencegah PCOS, kamu juga bisa menjalani gaya hidup sehat, banyak berolahraga, konsumsi serat yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang manis.

Tinggalkan komentar